4 Modul Pembelajaran Sain Jenjang MI, CAR Insurance

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pendidikan merupakan proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga harus dilakukan secara profesional. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat (1) mengamanatkan bahwa guru yang profesional harus memiliki kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut bersifat holistik dan merupakan suatu kesatuan yang menjadi ciri guru profesional. Agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik, seorang guru perlu meningkatkan kompetensi dan kinerjanya secara bertahap, berjenjang, dan berkelanjutan melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru.

Strategi pelaksanaan PKB guru madrasah yang ditempuh oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah adalah melalui KKG/MGMP/MGBK, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, dan Kementerian Agama Pusat. Untuk mendukung program tersebut, diperlukan modul sebagai salah satu alternatif sumber bahan ajar bagi guru untuk mempelajari konten materi, merancang pembelajaran dan cara mengajarkannya, mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik, mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

Secara tradisional, pembelajaran IPA menekankan pada penyampaian informasi, dan melakukan verifikasi (pembuktian) suatu konsep/hukum/teori melalui pengamatan dan atau eksperimen di laboratorium. Pembelajaran semacam itu memang dirasa lebih praktis dan penyampaian materi kepada siswa dapat dilakukan lebih cepat. Namun, proses tersebut lebih membuat siswa menjadi “konsumen” ilmu pengetahuan, bukan “produsen” ilmu pengetahuan. Kondisi semacam ini dapat menyebabkan kreativitas siswa kurang tergali dan berbagai keterampilan proses sains pada siswa kurang terlatih.

Oleh karena itu, guru perlu diperkuat dalam menerapkan metode ilmiah yang dapat mendukung peningkatan keterampilan proses sains pada siswa. Belajar di dalam kelas merupakan aktivitas untuk mengkonstruksi bangunan pengetahuan baru melalui aktivitas pembelajaran yang bermakna. Secara lebih spesifik, dalam pembelajaran IPA, guru harus diyakinkan bahwa mengajarkan IPA mestinya mengikuti pola bagaimana IPA dijalankan (Teach Science as Science is Done - Lawson). Dengan demikian langkah-langkah pembelajaran akan dimulai dari bertanya, membuat hipotesis/dugaan, menguji dugaan, merekam data dan membuat kesimpulan.

Konsep IPA tidak hanya diperoleh melalui kerja ilmiah atau metode ilmiah, terdapat metode lain untuk memperoleh pengetahuan, teori, konsep IPA. Metode yang dilakukan selain metode ilmiah diantaranya menggunakan intuisi matematika seperti yang dilakukan oleh Newton saat menemukan Kalkulus dan Hukum Tentang Gerak, atau Einstein saat merumuskan Relativitas Khusus dan Umum. Selain itu, konsep IPA juga bisa diperoleh dari simulasi dan komputasi dengan bantuan superkomputer.

Dalam kehidupan sehari-hari kita akan menemukan berbagai permasalahan yang mengharuskan kita untuk bertanya, menduga, membuktikan, dan menginformasikan kepada orang yang membutuhkan informasinya. Tentu saja, kerja ilmiah ini akan sangat berguna dalam menghadapi masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, ketika kita sakit gigi, kerja ilmiah yang dapat dilakukan. Pertama, kita bisa menentukan obyek penelitian yaitu gigi kita. 

Kemudian kita mengidentifikasi permasalahan dengan menuliskan masalah yang kita hadapai yaitu gigi sedang sakit, tapi kita tidak tahu apa penyebabnya. Selanjutnya kita menetapkan kerangka berpikir yakni kita ingin mencari tahu penyebab gigi kita sakit sehingga kita menetapkan beberapa parameter pengujian untuk mengetahui penyebabnya. 

Tahap selanjutnya adalah menduga atau berhipotesis mengenai sakit pada gigi kita. Dugaan bisa dinyatakan dengan sakit gigi karena ada makanan yang tersangkut. Proses selanjutnya, melakukan penelitian untuk membuktikan hipotesis. kita pergi ke dokter untuk memeriksakan gigi kita. Menyusun hipotesis baru berdasarkan penelitian jika hipotesis yang lama kurang tepat. 

Setelah melalui pemeriksaan dokter, ternyata tidak ditemukan makanan yang menyangkut, tapi ada bagian gigi yang sudah membusuk. Menjelaskan hasil penelitian, kita mengetahui bahwa gigi kita ternyata sudah membusuk. Menyajikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan kepada orangtua atau orang yang bertanggung jawab kepada diri kita.

Baik disini admin akan share 4 Modul Pembelajaran Sain Jenjang MI, CAR Insurance yang bisa teman-teman pelajari untuk pembelajaran sain di madrasahnya masing- masing


Silahkan diunduh dan dipelajari kemudian diterapkan di madrasahnya, semoga artikel ini bermanfaat jangan lupa terus kunjungi blog ini dan share artikelnya ke media sosial anda.